A.
Metode
Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,
karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.
Kegiatan guru yang
utama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang
disampaikan guru. Subiyanto (1988) menjelaskan bahwa, kelas dengan pembelajaran
secara biasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pembelajaran secara klasikal,
para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu.
Guru
biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku teks atau LKS, dengan
mengutamakan metode ceramah dan kadang-kadang tanya jawab. Tes atau evaluasi
yang bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui perkembangan jarang
dilakukan. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru, dengan
patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali mendapat
kesempatan untuk menyatakan pendapat.
Disamping
itu, menurutnya guru jarang mengajar siswa untuk menganalisa secara mendalam
tentang suatu konsep dan jarang mendorong siswa untuk menggunakan penalaran
logis yang lebih tinggi seperti kemampuan membuktikan atau memperlihatkan suatu
konsep. Hal senada ditemukan oleh Marpaung (2001) bahwa dalam pembelajaran selama
ini siswa hampir tidak pernah dituntut untuk mencoba strategi dan cara
(alternatif) sendiri dalam memecahkan masalah.
Freire
(1999) memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu
penyelenggaraan pendidikan ber-“gaya bank” (banking
concept of education). Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai
suatu aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib
diingat dan dihafal. Proses ini lebih jauh akan berimplikasi pada terjadinya
hubungan yang bersifat antagonisme di antara guru dan siswa. Guru sebagai
subjek yang aktif dan siswa sebagai objek yang pasif dan diperlakukan tidak
menjadi bagian dari realita dunia yang diajarkan kepada mereka.
Burrowes
(2003) menyampaikan bahwa pembelajaran berfokus pada guru menekankan pada
resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk
merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan
pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata.
Penyelenggaraan pembelajaran berfokus pada guru lebih menekankan kepada tujuan
pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai
proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar.
Jika dilihat
dari jalur modus
penyampaian pesan pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran berfokus pada guru lebih sering
menggunakan modus telling (pemberian informasi), ketimbang modus demonstrating
(memperagakan) dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk
menampilkan unjuk kerja secara langsung). Dalam perkataan lain, guru lebih
sering menggunakan strategi atau metode ceramah dan atau drill
dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa
keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan
seluruh materi yag ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih
banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks
tersebut.
Penyelenggaraan
pembelajaran berfokus
pada guru merupakan sebuah praktik yang mekanistik dan diredusir
menjadi pemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan peran yang
sangat penting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yang
belajar (pebelajar). Dengan kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggap
sebagai model transmisi pengetahuan (Tishman, et al., 1993). Dalam model
ini, peran guru adalah menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasi
kepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah menerima, menyimpan, dan
melakukan aktivitas-aktivitas lain
yang sesuai dengan informasi yang diberikan.
B.
Ciri-ciri
Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Adapun ciri–ciri model pembelajaran yang
berfokus pada guru, antara lain:
1.
Guru yang harus
menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar. Ada tiga peran utama yang harus
dilakukan guru, yaitu: guru sebagai perencana; sebagai penyampai informasi; dan
sebagai evaluator.
2.
Siswa
ditempatkan sebagai objek belajar.
Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus
dipahami, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk memahami
segala sesuatu yang disampaikan guru. Peran siswa adalah sebagai penerima
informasi yang diberikan guru. Jenis pengetahuan dan keterampilan kadang tidak
mempertimbangkan kebutuhan siswa, akan tetapi berangkat dari pandangan yang
menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa
untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan minatnya, bahkan untuk
belajar sesuai dengan gaya belajarnya menjadi terbatas. Sebab dan proses pembelajaran
segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
3.
Kegiatan
pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Misalnya dengan
penjadwalan yang ketat, siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah
didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah
ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat formal, siswa duduk di bangku
berjejer, dan guru didepan kelas. Demikian juga hanya dalam waktu yang diatur
sangat ketat. Misalnya manakala waktu belajar satu materi tertentu telah habis,
maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti bagian-bagian yang terpisah,
seakan-akan tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu
dengan lainnya.
4.
Tujuan utama
pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu proses
pengajaran diukur dari sejuah mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang
disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang
bersumber dari materi pelajaran yang disampaikan di sekolah. Sedangkan mata
pelajaran itu sendiri merupakan pengelaman-pengalaman manusia masa lalu yang
disusun secara sistematis dan logis, kemudian diuraikan dalam buku-buku
pelajaran dan selanjutnya isi buku itu harus dikuasai siswa. Kadang-kadang
siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari bahan tersebut. Oleh karena
kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi
yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis (paper
and pencil test) yang dilaksanakan secara periodik.
C.
Metode-Metode
Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang berpusat pada guru antara lain:
1.
Metode
Ceramah
Metode ceramah dapat
diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada kelompok siswa. Metode ceramah sampai saat ini
sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan
oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik pada
guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas menakala dalam proses
pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa,
mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak
ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
Agar metode ceramah
berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan baik pada tahap persiapan
maupun pada tahap pelaksanaan.
1.
Tahap Persiapan
a.
Merumuskan tujuan yang dicapai. Proses
pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan
yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan guru.
b.
Menentukan pokok-pokok materi yang akan
diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkat
penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru
harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok ini juga
perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi
yang akan disampaikan.
c.
Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu
sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu
tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya
untuk meningkatkan kulitas ceramah.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga
langkah yang harus dilakukan:
a. Langkah
pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode
ceramah merupakan langkah-langkah yang menentukan. keberhasilan pelaksanaan
ceramah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah ini yaitu:
1)
Yakinlah bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu
mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Dengan
demikian, penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi
mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah itu.
2)
Lakukan
langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuan langkah apersepsi adalah
untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pembelajaran.
b. Langkah
penyajian
Tahap penyajian adalah tahap
penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah yang
disampaikan berkulaitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga
perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang
disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
1)
Menjaga kontak mata secara terus menerus
dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau
memerhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat berarti suatu penghargaan dari
guru kepada siswa. Siswa yang selalu mendapatkan pandangan dari guru akan
merasa dihargai dan diperhatikan.
2)
Gunakan
bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya
guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang popular. Selain itu, jaga
intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
3)
Sajikan
materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah
ditangkap oleh siswa.
4)
Tanggapilah respon siswa dengan segera. Artinya,
sekecil apapun respon siswa harus ditanggapi. Apabila siswa memberikan respon
yang tepat, segeralah memberi penguatan dengan memberikan semacam pujian yang
membanggakan hati. Sedangkn, seandainya siswa memberikan respon yang kurang
tepat, segeralah tunjukkan bahwa respon siswa perlu perbaikan dengan tidak
meninggung perasaan siswa.
5)
Jagalah agar kelas tetap kondusif dan
menggairahkan untuk belajar.
c. Langkah
mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup agar materi
pelajaran yang telah dipahami akan dikuasai siswa tidak lenyap begitu saja.
Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi
pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut
diantaranya:
1)
Membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
2)
Merangsang siswa untuk dapat menanggapi
atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
3)
Melakukan evaluasi untuk mengetahui
kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
2.
Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun
dalam proses demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam
strategi pembelajaran demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Metode demonstrasi digunakan dengan
tujuan:
a. Mengajarkan
suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
b. Mengkongkritkan
informasi atau penjelasan kepada siswa.
c. Mengembangkan
kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersama-bersama.
Langkah-langkah
pelaksanaan metode demonstrasi yaitu:
a. Kegiatan
persiapan
1) Merumuskan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2) Menyusun
materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
3) Menyiapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan untuk mempermudah
penguasaan materi yang telah disiapkan.
4) Melakukan
latihan pendemonstrasian termasuk cara pengguanaan peralatan yang diperlukan.
b. Kegiatan
pelaksanaan metode demonstrasi
1) Kegiatan
pembukaan
Sebelum kegiatan demonstrasi, ada beberapa hal yang
harus dilakukan dalam pembukaan pembelajaran:
a) Aturlah
tempat duduk yang memungkinkan setiap siswa dapat memperhatikan apa yang
didemonstrasikan guru.
b) Tanyakan
pelajaran sebelumnya.
c) Timbulkan
motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di masyarakat yang ada
kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas.
d) Kemukakan
tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-tugas apa yang harus
dilakukan disamping dalam demonstrasi nanti.
2) Kegiatan
inti pembelajaran
a) Mulailah
melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan dan dipersiapkan oleh
guru.
b) Pusatkan
perhatian siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari demonstrasi
yang dilakukan oleh guru sehingga semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan sebaik-baiknya.
c) Ciptakan
suasana kondusif dan hindari suasana yang menegangkan.
d) Berikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi termasuk
member kesempatan bertanya dan komentar-komentar.
c. Kegiatan
mengakhiri pembelajaran
1) Meminta
siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau langkah-langkah kegiatan
demonstrasi.
2) Memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
3) Melakukan
evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi.
4) Tindak
lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun tugas-tugas untuk mendalami
materi yang baru diajarkan.
3.
Metode
Tanya Jawab
Metode
tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau
pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang
sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran
berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid.
Adapun
tujuan metode tanya jawab adalah:
a.
Untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
b. Mendorong
siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru tentang masalah yang belum dipahami.
c. Menimbulkan
kompetisi belajar yang sehat, dimana siswa yang aktif dan dapat menjawab
pertanyaan guru atau siswa lain dengan baik akan lebih percaya diri dan akan
terus berusaha untuk lebih baik lagi, dan siswa yang belum aktif atau tidak
menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnnya dapat mempersiapkan diri lebih
baik lagi dalam kesempatan lain.
d. Melatih
siswa untuk berpikir dan berbicara secara sistematis dan sistemik berdasarkan
pemikiran orisinil.
e. Dengan
metode tanya jawab siswa diarahkan agar mengerti, memahami dan berinteraksi
secara aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab
a.
Kegiatan persiapan
1)
Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh
siswa setelah pembelajaran berakhir.
2)
Siapkan materi pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang telah dirumuskan.
3) Siapkan
pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan sesuai dengan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik ( tergantung materi dan tujuan pelajaran).
b.
Kegiatan pelaksanaan
1)
Ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai
materi pelajaran seperti yang telah diterapkan sebelumnya.
2)
Gunakan keterampilan-keterampilan
bertanya dasar dan lanjut seperti memberi acuan, pemusatan, menggilir,
menyebarkan, memberi
waktu berpikir, memberi
tuntunan, mengajukan pertanyaan melacak dan sebagainya.
3)
Jangan lupa member penguatan yang dapat
menjawab pertanyaan guru dan menghindari pemberian penguatan negative bagi
siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan atau jawabannya salah.
4)
Beri tuntunan bagi siswa yang tidak bisa
menjawab pertanyaan guru atau bagi siswa yang menjawabnya salah. Jika siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan alihkan ke beberapa siswa lain sampai diperoleh
jawaban yang benar. Siswa yang menjawab salah diminta mengulangi jawaban yang
benar. Jika tidak ada satupun siswa yang menjawab dengan benar, maka guru guru
harus menjawab dan member penjelasan.
5)
Jika ada siswa yang bertanya lemparkan
pertanyaan itu pada siswa lain untuk menjawabnya, jangan terburu-buru guru
sendiri yang menjawab pertanyaan itu.
6)
Pertanyaan guru yang sahih (analisis,
sistesis dan evaluasi) beri kesempatan siswa mendiskusikan dengan teman
sebangkunya untuk memperoleh jawaban yang benar.
7)
Setiap pokok bahasan yang selesai
dipertanyakan, guru meminta siswa untuk membuat kesimpulannya.
c.
Kegiatan mengakhiri tanya jawab
1)
Meminta siswa merangkum isi pelajaran
yang dilaksanakan melalui tanya jawab. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
itu melalui tuntunan atau pertanyaan-pertanyaan pelacak untuk memperoleh
rangkuman yang diinginkan.
2)
Guru melakukan evaluasi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan.
3)
Guru memberi tugas untuk mempelajari
materi pelajaran dirumah untuk makin menguasai materi tersebut.
D. Kelebihan dan Kelemahan Metode
Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
1.
Metode
ceramah
Ada
beberapa alasan mengapa metode ceramah sering dugunakan. Alasan ini sekaligus
merupakan kelebihan metode ini.
a. Ceramah
merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ dilakukan. Murah dalam hal ini
dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap.
Sedangkan mudah dalam hal ini dimaksudkan metode ceramah hanya mengandalkan
suara guru dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah
dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru guru dalam waktu yang singkat.
c. Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Organisasi
kelas dengan menggunakan metode ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat
menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapt
dilakukan.
Disamping
beberapa kelebihan di atas, metode ceramah juga memiliki kelemahan antara lain:
a. Materi
yang dapt dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru.
b. Ceramah
yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
Verbalisme adalah ‘penyakit’ yang sangat mungkin disebabkan oleh ceramah. Oleh
karena itu, dalam proses penyajiannnya guru hanya mengandalkan bahasa verbal
dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa
setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman
menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
c. Guru
yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi walaupun secara fisik siswa ada
di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
berlangsungnya poses pembelajaran, pikiran melayang kemana-mana atau siswa
mengantuk karena gaya bertutur guru tidak menarik.
d. Melalui
ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa telah mengerti apa
yang dijelaskan oleh guru. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk
bertanya dan tida ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa
seluruhnya sudah paham.
2.
Metode
demonstrasi
Sebagai
suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan antara lain:
a. Melalui
metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan
cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membendingkan teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.
Disamping
beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan antara
lain:
a. Metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyababkan metode ini tidak
efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk mengahsilkan pertunjukkan sesuatu
proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga
dapat memakan waktu yang lama.
b. Demonstrasi
memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat memadai yang berarti penggunaan
metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih professional. Disamping
itu, demonstrasi juga memerlukan kemauan dan mootivasi guru yang bagus
untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
3.
Metode
Tanya Jawab
Suatu metode
tanya jawab memiliki beberapa kelebihan sebagai
berikut:
a. Siswa
akan menjadi aktif dengan sendirinya.
b.
Siswa tidak mengalami kebosanan karena
dalam metode tersebut melibatkan siswa.
c. Dapat
memotivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab.
Metode
tanya jawab ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:
a.
Siswa yang tidak aktif cenderung tidak
memperhatikan materi yang disampaikan guru.
b.
Metode ini tidak dapat berjalan dengan
baik jika siswa dominan pasif di dalam kelas.
c.
Hanya membuang-buang waktu saja jika
tidak mendapat respon baik dari siswa.